Pulkam dan ‘Nyasar’ di Sidoarjo

Tulisan ini sebenarnya seharusnya, haduh piye iki bahasanya, maksudnya ditulisnya telat, inilah perjalanan saya pulang kampung di awal bulan Maret lalu. Perjalanan kali ini bagi saya sebenarnya bukan untuk bersenang-senang, tapi lebih karena ada sesuatu hal yang harus saya selesaikan di rumah.

@Pasar Turi

@Pasar Turi

Hari itu selasa, saya masih bekerja di kantor, seingat saya siang hari setelah dhuhur, saya mendapatkan telpon dari rumah, dan saya mendapati kabar kurang menggembirakan. Dengan berpikir panjang dan diminta agak tenang oleh sepupu saya, akhirnya saya putuskan sore itu pulang ke Banyuwangi.

Saya memutuskan berangkat naik kereta api agar sampai di Surabaya tidak kemalaman — pengennya sampai pagi hari, sayangnya semua diluar harapan, sampai Surabaya Pasar Turi datang terlambat. Sekitar pukul 10 siang saya sampai Pasar Turi, saya akhirnya melanjutkan perjalanan naik bus melalui terminal Bungurasih. Singkatnya perjalanan saya lalui kurang lebih 8-9 jam Surabaya ke Banyuwangi melalui kota Jember,  sampai di rumah rabu malam.

Di Banyuwangi, saya tinggal selama 5 hari termasuk hari sabtu dan minggu ( dalam perjalanan) dihitung dari rabu ya, karena saya izin kekantor selama tiga hari, rabu hingga jumat di luar weekend. Maaf saya tidak bercerita detail acara yang saya lakukan di rumah.

Hari minggu pagi, saya bersiap kembali ke Jakarta. Dengan rencana naik kereta api terusan, perjalanan saya sempat terhambat ketika sampai di Sidoarjo.  Karena saya menggunakan model go show, alias beli di tempat, ya kalau dapat alhamdulillah kalau tidak dapat tiket ya ngaplo, hehehe.

Waktu itu kereta yang saya naiki dari Banyuwangi adalah Mutiara Timur jurusan Banyuwangi-Surabaya. Selama perjalanan, saya berkomunikasi dengan teman saya yang di Jakarta untuk bantu info tiket Surabaya-Jakarta, melalui stasiun Gubeng. Namun, sesaat ketika akan sampai di Sidoarjo, info tiket sudah tidak ada, akhirnya saya putuskan untuk berhenti di stasiun Sidoarjo.

Tapi, di luar perkiraan saya, alhamdulillah rezeki saya, saya cek lagi tiket dari stasiun Sidoarjo, ternyata tiket menuju Jakarta melalui stasiun di Surabaya masih ada, saya dapat tiket itu. Tapi, ternyata masalah belum berhenti di situ, saya khan kurang paham kota Sidoarjo:).

Saya menghubungi banyak teman, gimana ya caranya ke Surabaya dari Sidoarjo. Dan alhamdulillah, dapat caranya, dari stasiun Sidoarjo yang ketika itu usai hujan, kudu nyetop mobil ‘Bison’ jurusan terminal Bungurasih. Dari terminal Bungurasih naik bus P5 yang melalui stasiun Pasar Turi (agak was-was dot com), dan sampailah saya di sekitaran stasiun Pasar Turi menjelang maghrib.

Kurang lebih jam 8 malam, kereta yang saya tumpangi Argo Bromo Anggrek meluncur menuju Jakarta Gambir. Syukur alhamdulillah gak ngaret banget, sampai di  Jakarta langsung masuk kantor. #ternyatamemangbedayakeretanyadibandingkeretayanglain#.

#CMIIW#
#Mohonmaafbilaadasalah-salahkatadancerita#

6 responses to “Pulkam dan ‘Nyasar’ di Sidoarjo

  1. mau nanya…nyetop mobil ‘bison’ itu dr sebelah mananya stasion sidoarjo ya? kebetulan sy jg mau naik kereta dr banyuwngi ke sidoarjo,lalu lanjut ke bungurasih. trims

Leave a comment